Cara Meminta Maaf Saat Lebaran Bahasa Jawa – Meminta maaf atau bisa juga di sebut sungkem kepada orang tua merupakan hal yang wajib kita lakukan sebagai seorang anak, terkhusus ketika hari raya Idul Fitri. Ada banyak bentuk atau ritual untuk meminta maaf kepada orang tua atau orang lain. Masing-masing dari tradisi, adat, dan bahasa di Indonesia memiliki ritual atau budaya dalam meminta maaf tersendiri di setiap daerah di Indonesia. Pulau Jawa memiliki banyak etnis atau adat kebudayaan yang di bawa oleh masyarakat setempat.
Secarai teknis, di Jawa memiliki begitu banyak bahasa. Namun secara umum, Bahasa Jawa merupakan bahasa inti di Jawa. Bahasa Jawa adalah bahasa Austronesia yang di tuturkan oleh suku Jawa yang berdasar di wilayah bagian tengah atau timur Jawa. Tidak hanya di pulau Jawa, bahasa ini juga bisa di temukan di luar Jawa seperti Sumatera dan Kalimantan. Bahkan di luar Indonesia, Bahasa Jawa di terapkan juga di Belanda, Malaysia, dan Suriname.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Kuliner Ramadhan di Jakarta
Untuk adat Jawa terutama yang beragama Islam, cara meminta maaf saat lebaran Bahasa Jawa biasanya dilakukan dengan bahasa Kromo Inggil yang sopan dan penuh dengan makna. Karena itu, Anda disarankan perlu memahami makna dan arti dari setiap kalimat meminta maaf dalam adat Jawa yang menggunakan bahasa Kromo Inggil. Tidak hanya dari segi bahasa saja, adat Jawa juga melibatkan gerakan tubuh yang sopan dan indah ketika meminta maaf. Seperti mengapit tangan dengan tangan orang tua kemudian tubuh merendah atau berlutut sambil menundukkan kepala. Pengucapan kalimat minta maaf dilakukan dengan suara yang pelan dan memelas demi terwujudnya rasa hikmat yang lebih mengena.
Bahasa Jawa memang bukan lah bahasa yang mudah dipahami karena di Jawa sendiri memiliki sub-bahasa seperti Bahasa Ngoko, Kromo Inggil, dan Kromo. Tidak hanya itu, bahasa Jawa juga memiliki logat adau sedikit perbedaan dengan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Pada kesempatan ini, Anda akan belajar bagaimana cara mengucapkan sungkem dalam Bahasa Jawa. Hal ini sangat penting mengingat anak muda di Jawa sekarang kebanyakan diajari berbahasa Indonesia resmi sejak kecil sehingga bahasa daerahnya kurang fasih. Ngoko saja tidak tahu, bagaimana dengan Kromo.
Tutur Bahasa Sungkem Menggunakan Bahasa Jawa Kromo
Berikut ini adalah beberapa kata-kata sungkem yan bisa Anda gunakan ketika meminta maaf terhadap orang tua, kerabat, atau tetangga ketika Idu Fitri tiba.
“Kulo ngaturaken sugeng riyadi lan nyuwun pangapunten dumatheng sedoyo kelepatanipun lan klenta klentinipun kulo.”
Yang berarti: Aku ucapkan selamat hari raya, dan mohon maaf atas salah dan kekeliruanku.
Anda juga bisa menambahkan kata-kata sehingga kalimat bisa lebih lengkap dan bermakna dalam. Beberapa kata yang bisa Anda tambahkan di depan kalimat di atas adalah:
“Taqoballohu minna wamingkum,”
Yang bermakna, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita. Atau opsi lain seperti:
“Allohummaghfirlana,”
Yang bermakna, semoga Allah SWT memaafkan kita semua. Atau bisa di tambah dengan:
“Minal aidzin wal faidzin.”
Kalimat Sungkem Jika Kalian Sudah Dewasa
Kalimat di atas merupakan kalimat sungkem atau meminta maaf yang terbilang singkat. Kata-kata di atas bisa Anda ucapkan bagi Anda yang masih remaja atau Anda yang masih kurang fasih berbahasa Jawa. Jika Anda sudah dewasa dan ingin mengucapkan kalimat sungkem yang lebih lengkap lagi, berikut kalimatnya:
Bissmilahirrohmanirohim
(Mengucapkan sholawat) Allahuma Solliala sayidina Muhammad wangala Ali sayyidina Muhammad.
Kulo mriki sowan dateng ngarsanipun bapak/ibu/mbah
Sepindah kulo tuwi lan silaturrahmi kangge paseduluran sesami tiyang muslim.
Kaping kalih kulo nyuwun pandonganipun bapak/ibu/mbah.
Lan ingkang kaping tigonipun kulo nyuwun pangapunten seagengipun samodra pangaksami dhateng sedaya klenta klentunipun lampah kulo tumindak lan anggene kulo matur ingkang kulo jarag nopo dene mboten dipun jareg.
Semanten niko kulo nyuwun mugi mugi saged ndadosaken penggalihipun panjenengan lan manahnipun kulo tentrem.
Lan ingkang ugo kito suwun suwun, mugi ibadah kulo lan panjengengan saged ketampi ing ngarsane gusti Allah SWT lan mugi Allah kersa maringi pangapunten dumateng sedaya kelepatan kito sedoyo.
Kalimat sungkem di atas bermakna:
Saya berkunjung ke rumah bapak/ibu/mbah.
Pertama, aku silahturahmi sehingga dapat mempererat tali persaudaran kita semua sebagai seorang Muslim.
Kedua, aku meminta doa kepada bapak/ibu/mbah.
Dan ketiga, aku meminta maaf yang sebesar-besarnya seluas samudera jika aku melakukan kesengajaan atau kekeliruanku yang menyebabkan dosa.
Aku meminta semoga bisa menjadikan amanahku dan amanahmu tentram.
Dan aku juga meminta semoga amal ibadahku dan kita semua di terima di sisi Allah SWT dan semoga kita semua di ampuni dosanya.
Ketika Anda mengucapkan kalimat sungkem terebut, orang yang di mintai sungkem biasanya menjawab dengan kalimat Jawa Ngoko yang bernada;
“Aku dadi wong tuwa ya semono uga akeh salah lan luput. Aku ngapurani kabeh klera kleru mu tapi aku uga njaluk ngapura. Muga muga Gusti Pangeran pangestoni apura apurane dewek.”
Kalimat Permohonan Sungkem Alternatif
Jika masih kurang, Anda bisa menggunakan kalimat permohonan sungkem alternatif di bawah ini:
(Setelah menuturkan sholawat) “Kulo tiyang enem mbok bilih katah klenta klentu anggene kulo matur lan tindak ingkang ndadosaken penggalihipun panjengenan ingkang langkung sepuh mboten sekeco, kulo aturi ngapunten seagengipun dhateng sedaya kelepatan menika wau.”
“Kulo ngaturaken sembah ngabekti dhateng panjenengan, ugi nyuwun pangapunten ing sadeleme manah dumateng sedaya agengipun kelepatanipun tindak tanduk ingkang katingal menapa mboten katingal. Mugi mugi Allah nglebur dosa kulo lan panjenengan ing dinten riyaya meniko.”
Pada dasarnya, arti kalimat sungkem hampir sama semua, yaitu berisi tentang permintaan maaf, syukur kepada Allah SWT, dan meminta berkah dan doa kepada orang tua yang tentunya jika di ridhoi oleh Allah SWT.
Bahasa Tubuh Ketika Melakukan Sungkem
Sungkeman merupakan tradisi yang sudah sangat melekat dengan tradisi dan adat Jawa. Pada dasarnya, sungkem merupakan kegiatan yang bermakna permohonan maaf dari anak ke orang tua. Sungkeman tidak hanya di lakukan ketika kita memiliki kesalahan dan ingin meminta maaf pada seseorang, tetapi sungkeman juga kerap di lakukan ketika hari raya Idul Fitri atau hari-hari penting seperti pernikahan. Sebagai orang Jawa, cara meminta maaf saat lebaran Bahasa Jawa sangat di anjurkan untuk di pelajari dan di terapkan. Sungkeman di lakukan dengan sopan, yaitu merendahkan tubuh di hadapan orang tua sambil memegang tangan orang tua dan mengucapkan sungkeman.
Sungkeman tidak harus di lakukan dengan bahasa Jawa secara spesifik seperti Kromo, tetapi di sarankan menggunakan bahasa Jawa halus. Tidak mungkin untuk menggunakan Bahasa Jawa Ngoko karena di rasa kurang sopan dan tidak enak di dengar. Berikut ini contoh kalimat sungkem dalam Bahasa Jawa Halus:
Contoh Kalimat Sungkem Dalam Bahasa Jawa Halus (Bahasa Kromo)
Kula sowan wonten ing ngarsanipun Ibu
Sepisan, caos sembah pangabekti
mugi katur ing ngarsanipun Ibu
Ongko kalih, mbok bilih wonten klenta-klentunipun
atur kula saklimah
tuwin lampah kula satindak
ingkang kula jarag lan mboten kula jarag
ingkang mboten ndadosaken sarjuning panggalih
Mugi Ibu kersa maringi gunging
samodra pangaksami
Kula suwun kaleburna ing dinten riyadi punika
Lan ingkeng putra nyuwun
berkah saha pangestu
Baca Juga: Rekomendasi Menu Kuliner Buka Puasa Ala Pakistan
Kesimpulan
Kalimat sungkeman merupakan adat kebudayaan Jawa dalam tutur kata dan kesopanan yaitu meminta permohonan maaf kepada orang tua atau seseorang. Sungkem di lakukan dengan tata bahasa sopan berbahasa Jawa halus di sertai dengan kalimat tubuh yang merendahkan diri. Biasanya sungkem di lakukan pada hari besar seperti lebaran Idul Fitri atau Idul Adha, pernikahan, atau sekedar ingin sungkem dengan orang tua. Sebagai orang Jawa Muslim dan menjunjung tinggi adat sungkem, cara meminta maaf saat lebaran Bahasa Jawa harus Anda ketahui.